
TANGERANG SELATAN, 2 Oktober 2025 – Universitas Terbuka (UT) kembali membuat gebrakan penting dalam pengembangan sumber daya manusia (SDM). Sebanyak 40 pimpinan UT Pusat kini fokus mengikuti Pelatihan dan Sertifikasi Manajemen Risiko tingkat Certified Risk Associate (CRA).
Kegiatan strategis ini diselenggarakan oleh Pusat Sumber Daya Manusia (PSDM) UT bekerja sama dengan konsultan manajemen terkemuka, PT Hutama Hanriz Indonesia. Pelatihan intensif ini digelar selama tiga hari penuh, mulai 30 September hingga 2 Oktober 2025, bertempat di Aula Gedung Pusat Kualitas Universitas Terbuka.
Langkah ini merupakan perwujudan komitmen UT sebagai Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTN-BH) untuk memperkuat ketahanan organisasi dan good governance. Di tengah pesatnya disrupsi digital dan kompleksitas penyelenggaraan pendidikan jarak jauh (PJJ) skala global, kemampuan pimpinan dalam mengelola risiko secara profesional menjadi kunci untuk menjaga keberlanjutan dan reputasi institusi.
Acara pembukaan pelatihan dilakukan secara resmi oleh Kepala PSDM UT, Dr. Agus Joko Purwanto, M.Si. Dalam sambutannya, Dr. Agus menegaskan bahwa pelatihan ini memiliki bobot yang sangat strategis. "Risiko dalam operasional UT mulai dari keamanan siber, kualitas layanan akademik, hingga pengelolaan aset PTN-BH sangat tinggi. Setiap pimpinan harus memiliki kompetensi standar. Sertifikasi CRA (Certified Risk Associate) ini adalah yang kami harapkan dikuasai oleh seluruh risk owner di UT," tegas Dr. Agus.
Beliau menjelaskan bahwa sertifikasi CRA dipilih karena relevansinya dengan kerangka kerja manajemen risiko berstandar global, seperti ISO 31000. Kolaborasi dengan PT Hutama Hanriz Indonesia menjamin materi yang disampaikan tidak hanya teoretis, tetapi juga aplikatif dan kontekstual dengan tantangan nyata yang dihadapi UT.
Target utama pelatihan ini adalah agar seluruh pimpinan berhasil lulus ujian dan memperoleh gelar CRA. Sertifikat ini akan menjadi bukti formal kompetensi mereka, sekaligus menjadi standar baru yang meningkatkan profesionalisme dan akuntabilitas di lingkungan UT.
Dengan penguatan kompetensi ini, UT diharapkan semakin tangguh dalam menjalankan misinya, mengamankan operasionalnya, dan memastikan kualitas pendidikan yang tinggi bagi seluruh masyarakat Indonesia. Langkah UT menyertifikasi pimpinannya menjadi Ahli Risiko ini merupakan contoh good governance yang patut ditiru.



